v
Teori Pemerolehan Bahasa Pertama
1.
Pendekatan Behavioristik
Seorang behavioris memandang perilaku
bahasa yang efektif sebagai wujud tanggapan yang tepat terhadap simuli. Jika
sebuah respon tertentu dirangsang berulang-ulang, ia lantas menjadi kebiasaan,
atau terkondisikan.
B.F.
Skinner adalah tokoh aliran behaviorisme. Beliau menulis buku verbal
Behavior (1957) yang digunakan sebagai rujukan bagi pengikut aliran ini.
Menurut aliran ini, belajar merupakan hasil faktor eksternal yang dikenakan
kepada suatu organisme. Menurut Skinner, perilaku kebahasaan sama dengan
perilaku yang lain, dikontrol oleh konsekuensinya. Apabila suatu usaha
menyenangkan, perilaku itu akan terus dikerjakan. Sebaliknya, apabila tidak
menguntungkan, perilaku itu akan ditinggalkan.
ü Gugatan terhadap Pendekatan Behavioristik
Tak seorang pun menyepakati bahwa model
perilaku verbal Skinner mampu memberikan penjelasan yang memadai tentang
kapasitas untuk mempelajari bahasa, karena perkembangan bahasa itu sendiri,
karena watak abstrak bahasa, atau karena teori makna.
2.
Pendekatan Nativis
Pendekatan
ini menyatakan bahwa pemerolehan bahasa sudah ditentukan dari sananya, bahwa
kita lahir dengan kapasitas genetik yang mempengaruhi kemampuan kita memahami bahasa
di sekitar kita, yang hasilnya adalah sebuah konstruksi sistem bahasa yang
tertanam dalam diri kita.
Menurut
Chomsky, manusia secara genetik dilengkapi kemampuan yang memungkinkan mereka
dapat menguasai bahasa, diumpakan dengan “kotak hitam kecil” di otak, yaitu
sebuah perangkat pemerolehan bahasa atau language acquisition device (LAD).
ü Gugatan terhadap Pendekatan Nativisme
Aliran
genaratif Chomsky ini digugat, karena asumsi yang mendasari tradisi ini adalah
bahwa kaidah-kaidah generatif, atau “item-item” dalam suatu pengertian
linguistic, tersambungkan berseri, dengan satu sambungan pada tiap-tiap
pasangan neuron di otak.
3.
Pendekatan Fungsional
Para
peneliti bahasa mulai melihat bahwa bahasa merupakan manifestasi kemampuan
kognitif dan efektif untuk menjelajah dunia, dengan orang lain dan terhadap
diri sendiri. Lebih lagi kaidah yang ditawarkan oleh kaum nativis bersifat
abstrak, formal, eksplisit dan logis, meskipun kaidah itu lebih mengutamakan
pada bentuk bahasa dan tidak pada tataran fungsional yang lebih dari makna yang
dibentuk dari interaksi sosial.
·
Perkembangan kognisi dan bahasa
Slobin
(1971, 1986, 1997) menyatakan bahwa dalam semua bahasa, belajar makna
bergantung pada perkembangan kognitif dan rangkaian perkembangannya lebih ditentukan
oleh kompleksitas makna itu dari pada kompleksitas stuktural.
Menurutnya
ada 2 hal yang menentukan model :
1)
Pada tataran fungsional : perkembangan didorong oleh pertumbuhan
kapasitas konseptual dan komunikatif, bersama skema-skema bawaan kognisi
2)
Pada tataran formal : perkembangan didorong oleh pertumbuhan kapasitas
perseptual dan kapasitas pemrosesan informasi, beroperasi bersama skema bawaan
tata bahasa.
·
Interaksi sosial dan perkembangan bahasa
Dalam tahun terakhir, menjadi sangat jelas bahwa
fungsi bahasa berkembang dengan baik di luar pikiran kognitif dan struktur
memori. Di sini terlihat bahwa konstruktivis sosial menekankan perspektif fungsional. Bahasa pada hakikatnya
digunakan untuk komunikasi interaktif. Oleh sebab itu kajian yang cocok untuk
itu adalah kajian tentang fungsi komunikatif bahasa, fungsi komunikatif dan
fungsi pragmatisnya dalam segala kemungkinannya.
v
Permasalahan Dalam Pemerolehan Bahasa
Pertama
1)
Kompetensi dan Performa
Kompetensi menunjukkan pada pengetahuan
dasar seseorang tentang sistem, kejadian, atau fakta. Performa adalah
manifestasi yang konkret yang bisa diamati, atau realisasi atas kompetensi.
2)
Pemahaman dan Produksi
Pemahaman dan produksi merupakan
aspek-aspek dari performa maupun kompetensi. Akan tetapi pemahaman dan produksi
lebih mudah untuk diamati.
3)
Bawaan atau Pengasuhan?
Kaum nativis berpandangan bahwa seorang
anak dilahirkan dengan pengetahuan bawaan kebahasaan yang sering disebut (LAD)
atau (UG) bersifat universal pada setiap manusia. Behavioristik berpendapat
bahwa bahasa adalah seperangkat kebiasaan yang bisa diperoleh melalui
pengondisian.
4)
Universal
Bahasa diperoleh secara universal dengan
cara yang sama, dan bahwa struktur dalam bahasa, di tataran terdalamnya, boleh
jadi sama untuk semua bahasa.
5)
Sistematisitas dan Variabilitas
Salah
satu asumsi dari banyak penelitian mutakhir tentang bahasa anak-anak adalah sistematisitas
proses pemerolehan. Namun, di tengah-tengah sistematis ini, ada banyak variabilitas
dalam proses pembelajaran. Maka salah satu problem utama penelitian
mutakhir adalah menjelaskan secara cermat semua variabilitas ini. Untuk
memutuskan apakah sesuatu yang dalam sudut pandang sekarang merupakan variabel
suatu hari nanti bisa dipandang sistematis melalui penjelasan tersebut.
6)
Bahasa dan Pemikiran
Bahasa adalah cara hidup, fondasi
keberadaan kita, dan berinteraksi sekaligus dengan pemikiran dan perasaan.
Permasalahan yang diperdebatkan dalam pemerolehan bahasa anak-anak adalah
menentukan bagaimana pemikiran mempengaruhi bahasa, bagaimana bahasa
mempengaruhi pemikiran, dan bagaimana para linguis mendeskripsikan sebaik
mungkin dan menjelaskan interaksi keduanya.
7)
Peniruan
Peniruan
adalah salah satu strategi penting yang dipakai anak dalam pemerolehan bahasa.
Sebuah penelitian membuktikan bahwa menirukan berulang-ulang adalah
strategi sangat penting dalam pembelajaran bahasa dan merupakan aspek penting
penguasaan fonologis usia dini.
8)
Latihan dan frekuensi
Lazim
dalam setiap penelitian untuk menyimpulkan bahwa anak-anak ”berlatih” bahasa
terus-menerus, terutama dalam tahap awal ketika mereka mengeluarkan ujaran
satu-dua kata. Brown dan Hanlon (1970), menyatakan bahwa dengan memperhatikan
frekuensi munculnya item-item linguistik tertentu dalam pembicaran para ibu,
maka kita akan dapat memperkirakan urutan munculnya item-item dalam wicara
anak-anak mereka.
9)
Masukan
Masukan
orang dewasa membentuk pemerolehan anak-anak dan pola-pola interaksi antara
anak dan orang tua berubah mengikuti peningkatan keterampilan berbahasa si anak.
10) Wacana
Subbidang
penelitian yang memperoleh perhatian dari semakin banyak penelitian bahasa
anak, khususnya dalam era penelitian konstruktivis sosial, adalah wilayah
analisis percakap atau wacana.
v Wawasan Pemerolehan Bahasa Pertama
Wawasan pemerolehan
bahasa pertama diterapkan dalam pengajaran bahasa. Hal yang penting dalam
pembelajaran bahasa adalah :
a.
Persoalan mengubah persepsi menjadi
konsepsi
b.
Anak-anak memakai bahasa untuk menampilkan
konsepsi mereka
c.
Bahasa adalah sarana berfikir, sarana untuk menghadirkan
dunia kepada diri sendiri.